Senin, 24 Desember 2012

MISS YOU . . . .


Tara dalah adikku yang paling aku sayang maklum kami hanya 2 bersaudara, meski kami sering sekali berantem karna hal-hal sepele tapi kami adalah sebuah paket yang tak bisa terpisahan. Walau jauh berbeda umur kami namun kami begitu dekat layaknya sahabat, bahkan sering sekali dia ikut aku nongkrong bersama teman-teman kampusku dan dia sangat akrab dan mudah beradaptasi dengan mereka.

Hari ini ayah dan ibu pergi jadi aku harus menggantikan tugas ibuku membangunkan Tara yang susah sekali untuk bangun pagi, kugedor-gedor kamarnya namun tak juga ada sahutan apalagi teriakan, parahnya lagi kunci kamarnya dikunci. Akupun segera mengambil Hp  kucari nomor si putri tidur ini, berkali-kali kucoba akhirnya diangkat juga, segera kusuruh dia bangun, melihat jam dindingnya dia terbelalak dan berteriak OH NO, KESIANGAN!! Akupun hanya bisa tertawa melihat kelakuan adikku ini, setelah mandi akupun segera turun ke meja makan untuk sarapan sembari menunggu adikku kusiapkan mobil untuk berangkat ke kampus dan mengantar adikku Setelah 10 menit menunggu Tara pun telah siap berangkat dan membawa sarapan untuk dimakan dimobil. Dimobil dia masih saja memarahiku karna tak membangunkanku, dan kuseuruh dia melihat Hp nya 20 panggilan dariku sejak jam 05.45, dia pun hanya cengar cengir tak berdosa. Sesampainya disekolah dia berpamitan padaku dan akupun melanjutkan perjalanan ke kampus.

Sesampai di kampus tiba-tiba saja perasaanku sedikit tak enak kefikiran Tara, ah mungkin dia telat dan harus dihukum guru BP hiburku dalam hati, aku melangkah menuju kelas. Sesampainya dikelas aku disambut oleh teman-temanku Ardy, Ray , Rio dan Stefani, ternyata mereka sedang asyik membicarakan lomba fotografher yang akan dilaksanakan akhir bulan ini, mereka mengusulkan padaku untuk memperbolehkan Tara sebagai modelnya menemani Stefany, aku fikir tak ada masalah selama Tara mau, toh Tara anak yang manis dan supel. Semuanya pun setuju menantikan jawaban Tara, dan bergarap semoga saja Tara mau. Setelah itu kami masuk kelas untuk mengikuti kelas.

Siangnya setelah kelas selesai aku pulang dan menjemput Tara disekolahnya, di mobil kuceritakan padanya keinginan teman-temanku itu, sembari kujahili agar tak begitu besar kepala ni bocah, Tara merespon dengan sangat baik bahkan berlebihan. Ya adikku ini begitu berkeinginan menjadi seorang model, mungkin dia berfikir ini saatnya dia memulai semua impiannya itu. Tiba-tiba Hp ku berdering, ternyata ibu yang telefon beliau menyuruh kami agar segera pulang karna ayah dan ibu sudah pulang dari luarkota.  Tiba dirumah kami langsung menuju meja makan ternyata ibu telah menyiapkan kue ultah buat Tara, ya hari ini Tara berulang tahun yang ke 17 tahun betapa senangnya dia dan aku hampir saja lupa kalo saja tak diingatkan ibu tadi pagi. Dia mendapat hadiah dari ayah untuk liburan ke Paris saat liburan awal tahun nanti. Tara juga mnceritakan tentang keinginanku dan teman-temanku menjadikannya model untuk mengikuti lomba fotografher akhir tahun ini, ayah dan ibu pun mengizinkan dan mendukung sepenuhnya.

Hari yang tunggu tiba juga seminggu menyiapkan semua perlengkapan dan juga mental untuk mengikuti lomba esok hari, Tata senang sekali dia sudah tidak sabar mengikuti lomba. Esok paginya Ardy, Ray , Rio dan Stefani sudah tiba dirumahku pagi-pagi buta, setelah mempersiapkan semuanya kamipun berangkat menuju lokasi lomba, sesampainya disana lokasi sudah penuh dengan peserta lomba yang juga akan mengikuti workshop yang diadakan oleh panitia lomba. Lomba kali ini benar-benar membawa pada hal-hal baru, pelajaran, teman, dan suasana. Kami semua terasa seperti keluarga walaupun baru pertama kali bertemu, apalagi Tata yang notabenenya anak yang supel jadi lebih mudah untuk berteman dengan orang-orang baru dan dia juga banyak disukai oleh peserta yang lain. Melihat Tata sebahagia itu aku turut bahagia namun entah kenapa hatiku tiba-tiba gelisah, ini bukan pertama kalinya karna selama seminggu ini juga aku slalu saja menghawatirkan Tata, semoga saja tak terjadi apapun pada Tata. Seharian kegiatan lomba dan workshop akhirnya pengumuman pemenang, ada perasaan deg-degan walau kami tak terlalu berharap karna kami masih pemula untuk mengikuti lomba seperti ini, tapi tak disangka ternyata kami mampu memenangkan juara 3 dan juga menyabet model favorite oleh Tata dan Stefani, sungguh diluar dugaan kami semua dan betapa bahagianya kami. Setelah acara lomba ditutup dan berpamitan dengan peserta yang lain kamipun pulang kerumah dengan perasaan bahagia dan merencanakan liburan pergantian tahun baru di Puncak Bogor.

Pagi ini aku memang bangun siang karna masih capek dan juga memang nggak ada kuliah hari ini, begitu juga Tara yang dibiarkan oleh ibu tidur sepuasnya jadi hari ini dia aman dari omelan bangun siang hhahaha. Setelah mandi aku turun kebawah untuk sarapan sehabis sarapan kuhabiskan waktu bermain laptop di taman belakang, aku iseng-iseng membuak akun facebook Tara dan melihat isi update si putri tidur, agak kaget melihat update terakhirnya yang bertuliskan “I MISS YOU BROTHER, I'M AFRAID OF A LATER TIME CAN NOT KIDDING AGAIN WITH YOU” , kufikir benar juga apa yang ditulis oleh Tara dan kembali perasaan tak enakku muncul. Kulihat jam sudah menunjukkan pukul 10.00, kutanyakan pada ibu apakah Tara sudah bangun, namun ternyata dia belum juga bangun, tak biasanya dia tidur sampai jam 10.00 belum bangun, walaupun dia putri tidur seenggaknya jam 8 dia sudah bangun. Ibu pun menyusulnya kekamar dan aku mengikuti Ibu karna ada perasaan tak enak ini. Dikamar kami melihat dia masih tertidur tak biasa kamarnya tak dikunci, Ibu mencoba membangunkannya dan aku tak sengaja bercanda pada kalau tidurnya seperti orang mati, namun dia tak kunjung memberi respon, aku dan Ibu mulai panik kami lihat wajahnya begitu pucat dan denyut nadinya melemah, Ibu semakin panik dan aku berusaha tenang agar Ibu tak semakin panik. Kutelefon ayah yang masih dikantor dan langsung kuantar Tara menuju Rumah sakit.

Tiba dirumah sakit Tara langsung dibawa ke UGD untuk diperiksa, tak berapa lama ayah datang mencoba menenagkan ibu yang tak hentinya menangis.Lima belas menit kemudian dokter keluar dari UGD, perasaanku semakin kacau melihat raut wajah dokter yang seolah menunjukkan rasa penyesalan. Dokter telah berusaha sepenuhnya namun nyawa Tara tak bisa lagi diselamatkan, dan ternyata baru kami ketahui Tara menderita Leukimia, dia sama sekali tak pernah cerita tentang hal ini dan begitu sempurna menutupi kesakitannya karna begitu sayangnya dia kepada kami semua. Aku tak bisa membendung airmataku seakan aku tak rela dan ingin menggantikan semua yang menimpanya, dia begitu manis begitu reseh dan tak bisa terlupakan begitu saja. Ibu nampak lebih tak berdaya hingga pingsan dibuatnya oleh kabar ini, ini begitu cepat rasnya baru kemarin aku bercanda dengannya. Tara, kakak pasti akan selalu merindukanmu, maaf jika kakak hanya mampu mengucap ini malah disaat kamu sudah lagi tak bisa bercanda bersama kakak. TARA, MISS YOU.